Bahan-Bahan bakalan video dan teks narasi

 Om swastiastu, perkenalkan Nama Saya Kadek Arya Dwipayana, NIM 2102071002, Prodi D3 Desain Komunikasi Visual. disini saya membuat tugas Video dokumenter.

Sumber Audio : https://mixkit.co/

Suara Narator : https://www.narakeet.com/languages/teks-suara-bahasa-indonesia/

Sumber Materi : Internet 

BAHAN-BAHAN

-Video Bakalan

Video bakalan saya nantinya saya akan sebagian besar mengshoot sanggah dan lingkungan sekitar, juga objek manusia.

Proses mengedit Video, menghilangkan suara background video, mengscale video, memilih video yang ingin dimasukan, menata video

Video bakalan sementara yang nantinya saya bisa tambah-tambahkan lagi, dengan objek sanggah  di tempat lain

nantinya saya akan upload video bakalannya dan semua bahan-bahan bakalannya di Google drive, dan saya akan menyertakan Linknya di blog ini.

Link Gdrive : 

-Script teks narasi

Untuk teks narasinya kurang lebih sebagai berikut, dengan sumber materi bisa saya ambil dari internet.

1. Apa itu sanggah atau pelinggih dalam konteks umat Bali?

   "Sanggah atau pelinggih adalah tempat suci atau tempat pemujaan dalam agama Hindu Bali. Tempat ini digunakan oleh umat Bali untuk melakukan ritual, bersembahyang, dan menghormati para dewa dan leluhur."


2. Mengapa sanggah/pelinggih penting bagi umat Bali?

   "Sanggah atau pelinggih memiliki peran sentral dalam kehidupan spiritual umat Bali. Tempat ini merupakan titik fokus dalam berbagai upacara keagamaan dan ritual-ritual yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Sanggah menjadi tempat di mana umat Bali dapat berkomunikasi dengan para dewa dan leluhur serta memohon berkah, bimbingan, dan perlindungan."


3. Bagaimana bentuk fisik sanggah/pelinggih umat Bali?

   "Sanggah atau pelinggih umat Bali memiliki berbagai bentuk fisik. Beberapa pelinggih berukuran kecil dan sederhana, seperti kotak atau altar kecil di rumah tangga. Sementara itu, yang lainnya berupa struktur bangunan yang lebih besar dan rumit, seperti candi, pura, atau kompleks kuil yang kompleks."


4. Siapa yang bertanggung jawab atas sanggah/pelinggih umat Bali?

   "Sanggah atau pelinggih diurus oleh keluarga atau komunitas tertentu dalam masyarakat Bali. Ada pemimpin adat atau pendeta yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pelaksanaan ritual di sanggah tersebut. Mereka memiliki pengetahuan dan keahlian khusus dalam menjalankan tugas keagamaan."


5. Di mana sanggah/pelinggih umat Bali biasanya ditemukan?

   "Sanggah atau pelinggih dapat ditemukan di berbagai tempat di Bali. Selain terdapat di rumah tangga, sanggah juga ada di lingkungan masyarakat seperti desa, kompleks kuil, dan area publik. Pura-pura besar yang dikelola oleh komunitas juga menjadi tempat penting untuk pelaksanaan upacara keagamaan umat Bali."


Bagaimana proses pembangunan dan pemeliharaan sanggah/pelinggih umat Bali?

   "Pembangunan dan pemeliharaan sanggah atau pelinggih dilakukan dengan melibatkan komunitas umat Bali. Biasanya ada prosesi adat dan upacara khusus yang dilakukan saat membangun atau memperbaiki sanggah. Pemeliharaan dilakukan secara berkala untuk menjaga kebersihan dan keutuhan fisik tempat suci tersebut. Komunitas juga berkontribusi dalam memberikan sumbangan dan bantuan untuk pemeliharaan sanggah."

"Sanggah mempunyai filosofi yang berkaitan dengan ajaran Tri Hitakarana. Tri Hitakarana yaitu Tiga penyebab kebahagiaan, yang bagian-bagiannya yaitu, Parahyangan, yaitu hubungan baik antara manusia dengan sang pencipta, Pawongan, yaitu hubungan baik antara sesama manusia, dan Palemahan, hubungan baik manusia dengan lingkungan sekitar."

"Parahyangan atau hubungan baik manusia dengan sang pencipta, yaitu, kita menggunakan sanggah untuk berdoa kepada sang pencipta, bukan berdoa kepada sanggahnya. kesalahpahaman kerap terjadi di lingkungan masyarakat, yaitu adanya anggapan bahwa kami umat hindu bali, menyembah patung atau batu. bagi kami, kedua hal itu merupakan sarana simbolis, penghubung antara makhluk dengan sang pencipta."

"Kita, umat hindu bali juga masih menjalankan kepercayaan animisme, yang sudah ada dari zaman prasejarah, yaitu, mempercayai bahwa setiap benda memiliki roh didalamnya. entah itu batu, pohon, dan lain-lainnya.""

"Sanggah juga menjadi penghubung kita sesama manusia, yaitu, kita menggunakan sanggah sebagai sarana sembahyang bersama, sehingga timbul rasa kebersamaan, dan meningkatkan hubungan baik antar manusia, yang sesuai dengan bagian Tri Hitakarana yakni Pawongan, yaitu, hubungan baik antara sesama manusia. Selesai persembahyangan, tentunya menyisakan sampah bunga dan canang atau sesajen bali yang terbuang, oleh karena itu, diadakan kegiatan bersih-bersih diarea lingkungan sekitar sanggah sesudah selesai sembahyang, yang merupakan penerapan dari filosofi Tri hitakarana yakni, Palemahan, yaitu, hubungan baik manusia dengan lingkungan sekitar."

Sekian dan terimakasih.


Komentar

Postingan Populer